Tuesday, November 15, 2011

Sepi itu pengubat jiwa

Assalamualaikum wbt…salam seusia kehidupan di dunia..alhamdulillah, bersyukur  kepada Dia yang memberikan nafas penuh makna seerti makna kehidupan kita sehari-hari di muka bumi yang fana tapi diberikan padanya keindahan dan godaan pada jiwa-jiwa yang lara…

Alhamdulillah lagi atas segalanya yang ada yang tak mampu dilafazkan dengan kata-kata semata. Moga ucapan Alhamdulillah kita lahirnya bukan hanya zahir dibibir, tapi lahir bersama hati yang dituntut ikhlasnya…
Bicara kali ini fokus kepada sepi.. mengapa sepi? Sebab saya suka menyepi. Tapi belum tentu suka di’sepi’kan. Ya, kadang-kadang kita sepi sendirian. Samada kita yang menyepikan  diri atau orang yang menyepikan diri dari kita. Sepi itu banyak makna. Mungkin juga sepi itu untuk kebaikan. Seperti menyepikan diri untuk mencari ketenangan atau sepi dari manusia untuk bersamaNya. Itu juga sepi. Tapi sepi itu sepi fizikal. Jangan kita sepi jiwa. Sepi dari rahmatNya jauh sekali. Ya Allah, biarpun aku sepi dari manusia, jangan Kau biarkanku sepi dari naungan kasih sayang dan redhaMu.ameen..

Sepi itu indah…

Mengapa saya kata ia indah?..ya, sepi memang indah. Maksudnya, sepi dari manusia kadang-kadang memang indah. Sebab potensi untuk wujudnya dosa agak berkurang berbanding selalu bersama manusia sepanjang masa. Tapi, kalau sepi dari rahmatNya itu sudah menjadi sesuatu yang tidak didambakan. Seperti kata-kata dalam sebuah lagu, ‘ biar sendiri hingga hujung nyawa, asal tak sepi dari kasihNya’. Nah, ternyata begitu juga dengan semua orang. Sepi dari manusia itu biasa. Tapi sepi dari kasihNya, nauzubillah min zalik. Moga kita semua di bawah perlindunganNya.

Pernah saya merasakan kesepian. Rasa sepi dari kasihNya, rasa jauh yang tidak boleh dinyatakan dengan kelakuan zahir. Entah mengapa perasaan sebegitu wujud. Mungkin Dia ingin menguji kita untuk kembali padaNya. Rasa yang seolah-olah Dia tidak mendengar apa yang kita minta. Allahuakbar.

Saya ada sesuatu yang dipinta. Seperti apa yang semua orang pinta. Hari demi hari saya minta apa yang dihajatkan itu. Mungkin Dia ingin menguji. Bukan doa saya ditolak. Ditangguh, mungkin. Tiada apa yang saya mampu lakukan selain berdoa semampu yang mungkin. Teringatkan harapan mak dan ayah yang menggunung. Apa lagi melihat pengharapan adik-beradik yang sukar untuk diketepikan. Tapi saya seolah-olah saya di’sepi’kan. Airmata ketika itu memang mudah keluar tanpa dipaksa.  Bila difikir, moga semuanya ada hikmah. Inilah kisah silam.

Saya terus berusaha, mungkin. Dibantu oleh orang-orang yang tak pernah rapat dengan saya. Tapi apa yang ditemui memang sesuatu yang tak pernah terlintas difikiran. Saya ada sahabat baru. Saya kenal dengan orang yang tak pernah pun saya menegurnya. Saya dah berani (sikit) dari biasa. Saya dapat tahu sesuatu yang orang lain tak tahu. Dan macam-macam lagi sehingga ada kawan-kawan yang menegur, ‘untungla kau sebab begitu dan begini’.  Barulah saya tahu mengapa saya di’sepi’kan. Rupa-rupanya Dia sedang menyediakan saya kearah sesuatu yang terbaik. Alhamdulillah. Memang sabar itu besar kuasanya. Sepi itu untuk sabar dan sabar itu ada hikmah. Hikmah itu dariNya dan dariNya adalah yang terbaik melebihi apa yang kita ingini. Memang perit rasanya. Tapi hendak dibandingkan keperitan kita, apa sangatlah dengan ganjaran yang diberinya. Saya hanya ingin berkongsi. Saya hanya ingin mengatakan yang sepi itu bukan keseorangan. Tapi sepi itu kita berada dengan kita dan antaranya ada Dia.

Jadi janganlah sesekali putus asa dari berharap padaNya. Percayalah padaNya sekalipun seluruh dunia ini telah memperdayakan kamu. Percayalah, rahmatNya terlalu luas untuk dibayangkan. Sematkan dalam hati bahawa lambat laun bantuanNya akan tiba. Tidak kira sekecil mana bantuan yang kamu perlukan dalam apa hal sekalipun.

“ berdoalah kepadaku, nescaya akanku perkenankan padamu”

Itu janjiNya dan Dia tak akan pernah memungkirinya. Usah malu untuk meminta. Jom kita sepikan diri dari dunia walaupun sejenak!!! 

No comments:

Post a Comment